Header Ads Widget

banner image

Bagaimana Cara Memakai OCO Order yang Efisien?

 Saat Anda terjun ke dunia trading forex, ada beberapa 'perintah' yang bisa Anda berikan kepada broker ketika menjalankan aktivitas trading. Hal ini disebut juga sebagai order. Secara singkat, order adalah permintaan trader yang diberikan kepada broker. Ada beberapa jenis order yang bisa digunakan trader untuk mempermudah aktivitas mereka di pasar. Salah satunya adalah OCO. Bagaimana cara memakai OCO order yang baik?

Berkenalan Dengan OCO Order

OCO atau One Cancels the Other Order adalah jenis market order yang sering dipakai oleh trader. Secara sederhana, OCO merupakan jenis perintah yang melibatkan dua jenis order. Salah satu order akan otomatis di batalkan ketika order yang lainnya tereksekusi. Tipe order ini biasanya digunakan oleh trader yang memasang posisi di area berseberangan.

Cara memakai OCO order yang umum adalah dengan menggabungkan order sell dan buy di platform trading. Ketika salah satu target harga tercapai dan order tereksekusi, maka order yang lainnya akan langsung dibatalkan. Dengan demikian, trader tak akan menderita kerugian akibat menjalankan dua posisi trading yang berlawanan.

Memasang OCO Order

Ada berbagai cara memakai OCO order dalam forex. Namun, sebelumnya Anda harus memastikan apakah platform trading Anda sudah support jenis order ini. Beberapa platform trading memberikan opsi untuk memasang OCO guna memudahkan penggunanya. Lalu, bagaimana dengan software trading populer seperti MetaTrader?

Banyak trader yang menggunakan platform MetaTrader dalam kegiatan tradingnya. Sayangnya, OCO sendiri bukanlah bawaan MetaTrader. Meski demikian, Anda tetap bisa menggunakan OCO di MetaTrader. Caranya adalah dengan mengunduh software sejenis Expert Advisor untuk menambahkan fungsi ini pada platform trading Anda. EA sendiri merupakan software otomatisasi yang memungkinkan trader menempatkan order dengan aturan spesifik. 

Secara garis besar, ada dua jenis OCO order yang bisa Anda aplikasikan sebagai bagian strategi trading. Yaitu OCO breakout dan OCO reversion. Apa perbedaan dari dua jenis OCO order ini?

 

1. OCO Reversion

OCO reversion sebetulnya mirip dengan OCO order, namun dengan tujuan yang berbeda. Jika OCO pada umumnya akan membatalkan order, maka OCO reversion hanya membatasi order saja. Dengan menggunakan jenis OCO ini, profit bisa didapatkan dari pergerakan yang sudah lengkap dan akan terjadi pullback.

Anda bisa mengaplikasikan OCO jika sudah mengidentifikasi harga yang memiliki kemungkinan berbalik arah. Caranya bisa dengan menempatkan entry price sebagai order limit dengan harapan harga akan memantul kembali dari titik open posisi.

 

2. OCO Breakout

Jenis yang kedua adalah OCO breakout. Template order ini bisa digunakan ketika trader berharap akan terjadi breakout. Karena order ini bisa diisi dengan dua order sekaligus, maka trader tak perlu repot mengira-ngira kemana arah breakout akan terjadi. Anda bisa menggunakan satu order untuk posisi buy stop, dan yang lainya untuk sell stop. Dengan demikian, ke manapun arah berakout melangkah, posisi akan tereksekusi sesuai target dan tetap aman karena posisi lain yang berlawanan akan di-cancel oleh sistem OCO breakout.

Cara memakai OCO Order(Baca juga: Apa Itu Breakout Trading?)

 

Memakai OCO Agar Efisien

Seorang trader berpengalaman tentu sudah paham dengan penggunaan market order seperti OCO order. Akan tetapi, hal ini biasanya tak dipahami oleh para pemula yang belum mengetahui cara memanfaatkan perintah ini secara efisien. Yang perlu Anda ketahui, ada dua cara memakai OCO order agar efisien.

 

1. Menggunakan Support dan Resistance

Salah satu kunci sukses memakai OCO order adalah memahami support dan resistance. Sebab kedua garis tersebut akan menjadi indikator penentu order. Contohnya seperti ini, anggaplah asset yang Anda incar berada di range $20 dan $22. Maka Anda bisa memasang OCO order dengan buy stop di atas $22 dan sell stop di bawah $20 apabila mengharapkan breakout. Jika harga berhasil menembus garis resitance atau garis support, maka order akan langsung tereksekusi. Sementara itu, order lainnya yang tidak tereksekusi akan langsung dibatalkan.

Nah, jika trader ingin menggunakan strategi retracement, maka yang harus dilakukan adalah memasang posisi buy pada support dan sell pada resitance. OCO order yang dipasang adalah buy limit pada posisi $20 dan sell limit di sekitar $22. Jangan lupa untuk menanyakan informasi kepada broker Anda terkait kebijakan order. Pastikan apakah ada biaya rollover yang dikenakan jika satu posisi tertahan satu hari lebih lama.

 

2. Memanfaatkan Inside Bar

Cara memakai OCO order yang lain adalah dengan menggunakan pola Inside Bar. Strategi ini sebetulnya cukup populer di kalangan day trader dan scalper, karena formasi harganya mudah dijumpai di berbagai time frame. Candlestick ini menunjukan keadaan konsolidasi saat pasar istirahat sejenak setelah bergerak dengan tren yang kuat.

Inside Bar adalah jenis candlestick dengan body dan ekor sepenuhnya berada dalam range Bar sebelumnya (Mother Bar). Candlestick ini juga disebut dengan harami. Pembetukan Inside Bar biasanya diikuti dengan penerusan trend. Namun, tak jarang terjadi retracement atau pembalikan arah tren jika harga gagal menembus level support atau resitance penting. 

Inside Bar

Pada umumnya, Inside Bar digunakan untuk strategi trading breakout, baik break high maupun break low. Dengan demikian, OCO Breakout bisa digunakan untuk mengamankan posisi buy stop di harga tertinggi (high) Mother Bar dan sell stop di harga terendah (low) Mother Bar.

Order Serupa

Selain OCO order, ada juga jenis order lain yang masih berkaitan. Kedua order ini juga bisa dipelajari sebagai tambahan bekal trading.

 

1. Order-Sends-Order (OSO)

OSO atau order sends order merupakan jenis oder yang berlawanan dengan OCO. Ketika menggunakan OSO, trader tetap bisa memasang dua posisi. Ketika salah satu posisi tereksekusi, maka posisi lainnya akan diaktifkan. Jadi kedua posisi yang dipasang dalam order ini haruslah saling melengkapi satu sama lainnya.

Tujuan dari OSO adalah untuk mengurangi kerugian dan mendapatkan profit di posisi lainnya. Biasanya, OSO digunakan dengan mengaplikasikan sell limit order dengan sell stop order. Sebagai contoh, Anda memasang stop order untuk membeli sebuah aset, di saat yang sama, Anda juga memasang limit order. Ketika posisi Anda terlaksana, maka order yang lain akan tereksekusi.

Cara memakai OCO order

 

2. One-Cancels-All (OCA)

Selain OSO ada pula OCA atau Order Cancels All. Sebetulnya OCA sedikit mirip dengan OCO, bahkan keduanya sering tertukar. Bedanya, oder ini biasanya terdiri dari setidaknya tiga order yang ditempatkan bersamaan. Ketika salah satu order teralaksana, maka order yang lain akan langsung dibatalkan. OCA biasanya digunakan untuk mengoptimasi entry price di satu aset.

Meski terdengar menguntungkan dan mudah dilakukan, namun OCA memiliki risiko. Ketika order pertama tereksekusi, ada kemungkinan order lainnya akan ikut terpenuhi sebelum sempat dibatalkan. Tentu saja ini dapat membuat Anda merugi, karena itu biasanya perintah ini lebih baik dilakukan oleh trader yang berpengalaman. Selain itu, tidak semua broker memperbolehkan penggunaan OCA. Namun, kebanyakan broker menyediakan fitur conditional order yang mirip dengan OCA.

 

Kesimpulan

Kunci memakai OCO order yang efektif ada dua. Pertama menggunakan indikator support dan resistance, sedangkan yang kedua adalah dengan strategi trading Inside Bar. Meski tampaknya mudah, namun order ini kurang disarankan untuk trader pemula dan belum memahami betul kondisi pasar. Beberapa broker tidak mengizinkan pemasangan OCO, jadi ada baiknya untuk memastikan hal ini sebelum memasang order.

 

Salah satu kunci kesuksesan untuk memakai order adalah memastikan Anda menggunakan sofware trading yang terpercaya.

sumber : inbizia